Maaf Karena Lama Menghilang — Kini Saatnya Kembali Menulis
Selamat pagi teman
Judul: Maaf Karena Lama Menghilang — Kini Saatnya Kembali Menulis**
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Sebelumnya, izinkan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pembaca setia blog ini. Kepada kalian yang pernah mampir, membaca, meninggalkan komentar, atau sekadar melirik tulisan-tulisan sederhana di sini—saya sungguh merasa terhormat. Namun hari ini, saya datang membawa permintaan maaf.
Sudah cukup lama blog ini terbengkalai. Mungkin satu bulan. Mungkin dua. Bahkan, mungkin sudah lebih dari setahun sejak tulisan terakhir saya benar-benar hadir dari hati dan semangat yang sama seperti dulu saat pertama kali saya jatuh cinta pada dunia menulis. Banyak dari kalian mungkin bertanya-tanya, atau mungkin tak sadar karena memang algoritma sudah begitu ramai, tapi bagi saya... keheningan ini terasa sangat berarti.
Youtubu kami
**Kenapa Saya Menghilang?**
Sebenarnya, tidak ada alasan yang luar biasa dramatis. Tidak ada kisah petualangan yang memukau, atau kisah hidup yang membuat saya benar-benar terlempar dari dunia digital. Tidak. Saya hanya… sibuk. Sangat sibuk.
Aktivitas harian di dunia nyata mengambil begitu banyak energi dan waktu. Tanggung jawab pekerjaan, rutinitas, dan peran-peran yang harus saya jalankan setiap hari—semuanya membuat saya seolah menjauh dari dunia tulis-menulis. Di luar sana, hidup terus berjalan dengan cepat. Kadang terlalu cepat hingga saya lupa bagaimana rasanya duduk di depan layar, menumpahkan isi pikiran ke dalam kata-kata.
Ada kalanya saya duduk, mencoba menulis satu paragraf saja. Namun jari-jariku ragu. Kepala ini penuh, tetapi tak ada satu kata pun yang terasa cukup baik untuk dituliskan. Rasanya seperti kembali menjadi pemula. Dulu, menulis adalah hal yang mengalir begitu saja. Kini, saya harus memulai kembali dari nol—membangun semangat, mencari ide, dan tentu saja mencoba kembali menyusun narasi yang layak untuk dibaca.
**Menulis untuk Apa?**
Saya pernah bertanya pada diri sendiri, "Kenapa saya menulis?" Apakah hanya sekadar mengejar pageviews? Apakah hanya untuk eksistensi semata di tengah riuh rendahnya dunia maya yang makin ramai dengan konten viral dan trending topic?
Dunia digital hari ini berbeda. Setiap hari kita disuguhi begitu banyak informasi dari berbagai platform. Dari Facebook, Instagram, TikTok, hingga YouTube dan media sosial lainnya. Masing-masing menawarkan ‘panggung’ yang menggoda. Ada dorongan kuat untuk ikut tren, memburu atensi, demi ‘likes’ dan ‘followers’. Tapi sayangnya, tidak semua informasi itu benar. Banyak di antaranya hanya sensasi tanpa verifikasi.
Saya pun sempat terjebak dalam dilema: apakah saya akan menulis demi viralitas, atau tetap teguh pada prinsip awal—menulis untuk memberi informasi yang benar, bermanfaat, dan bisa dipertanggungjawabkan?
Saya memilih yang kedua.
Meskipun sulit. Meskipun jalannya lebih panjang dan lambat. Tapi saya percaya bahwa tulisan yang lahir dari kejujuran dan niat baik akan menemukan pembacanya sendiri, meski tak selalu ramai atau viral.
**Kembali Menulis: Dari Nol Lagi**
Hari ini, saya ingin memulai lagi. Mungkin tak semudah dulu. Mungkin saya harus menggali lagi motivasi, mengatur waktu di tengah kesibukan, dan menyusun kembali rencana konten. Tapi saya ingin, sungguh ingin kembali. Menulis adalah bagian dari diri saya. Ia adalah medium ekspresi, refleksi, dan mungkin juga terapi jiwa.
Saya sadar, kembali ke dunia blogging bukan hanya soal waktu, tapi juga komitmen. Saya harus belajar lagi bagaimana cara membuat tulisan yang tak hanya menarik, tapi juga informatif, inspiratif, dan tetap akurat. Di tengah maraknya hoaks dan informasi keliru, saya merasa ada panggilan untuk kembali menjadi bagian dari gerakan literasi digital yang sehat.
**Tantangan di Era Medsos**
Kini, siapa pun bisa menjadi ‘jurnalis’. Siapa pun bisa mengunggah informasi dalam bentuk teks, gambar, atau video. Platform seperti Facebook, Instagram, TikTok, bahkan fitur live streaming, memberi siapa saja panggung untuk bicara. Tapi apakah semua yang disampaikan benar?
Banyak berita bohong menyebar karena sensasional. Banyak orang tertipu hanya karena tak sempat memverifikasi. Dan ironisnya, kecepatan penyebaran informasi hari ini jauh lebih cepat dari kemampuan kita untuk mengklarifikasinya.
Inilah yang membuat saya semakin sadar: menulis dengan tanggung jawab adalah hal yang sangat penting. Bahkan mungkin jauh lebih penting dari sebelumnya.
**Maaf dan Terima Kasih**
Untuk itu, saya sekali lagi mohon maaf kepada para pembaca. Karena telah lama meninggalkan blog ini tanpa kabar. Karena membiarkan blog ini terdiam tanpa cerita. Dan karena belum mampu konsisten menyajikan konten yang bermanfaat bagi kalian.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada kalian yang masih mau membaca tulisan ini hingga akhir. Kehadiran kalian adalah alasan mengapa saya ingin kembali. Dukungan kalian adalah bahan bakar untuk semangat menulis saya.
**Rencana ke Depan**
Ke depan, saya akan berusaha untuk lebih teratur. Mungkin saya belum bisa menulis setiap hari. Tapi saya ingin setidaknya bisa rutin menyapa kalian lewat tulisan. Saya ingin kembali berbagi cerita, opini, informasi, dan refleksi tentang hal-hal yang terjadi di sekitar kita—dengan tetap menjunjung prinsip akurasi dan tanggung jawab moral.
Saya juga terbuka jika teman-teman ingin memberi saran, ide, atau bahkan kritik yang membangun. Saya sadar, blog ini bukan hanya milik saya, tapi juga milik kalian para pembaca yang menjadi bagian dari perjalanan ini.
**Akhir Kata**
Menulis bukan tentang kesempurnaan, tapi tentang keberanian untuk berbagi. Meski saya harus mulai dari awal lagi, saya percaya setiap langkah kecil tetap berarti. Hari ini adalah langkah pertama saya untuk kembali. Dan saya harap, kalian bersedia untuk kembali berjalan bersama saya.
Terima kasih sudah sabar menunggu.
Terima kasih sudah tetap percaya.
Mari kita lanjutkan perjalanan ini—dengan kata, makna, dan tanggung jawab.
Sampai jumpa di tulisan berikutnya.
Salam hangat,
*Penulis Blog Ini*
---
Kalau kamu mau aku bantu ubah gaya bahasanya jadi lebih santai, lebih formal, atau bahkan lebih personal (pakai nama panggilan atau cerita pribadi), tinggal bilang ya. Mau aku bantu layout atau versi pendeknya juga bisa. Kamu mau diubah sedikit atau pakai saja versi ini?
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan anda,dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan menulis komentar disini.
Saran dan kritik anda saya tunggu,terima kasih sebelumnya.
entri lama kami moderasi agar kami bisa balas